Dulu saya pernah bermimpi bisa menjadi penerjemah kedokteran. Bahasa kedokteran terkesan rumit, berat, dan intelek. Keberuntungan menghampiri saya di tahun 1996, saat seorang dokter meminta saya mengajarinya membaca jurnal, menulis jurnal, melaporkan kasus, dan presentasi dalam bahasa Inggris. Selanjutnya, para dokter residen psikiatri, neurologi, optalmologi, pediatri, patologi klinik, dan lain-lain meminta saya mengajar di ruang residen di RSUP Dr. Sardjito atau lebih dikenal dengan Rumah Sakit Sardjito atau Rumah Sakit Sarjito. https://sardjito.co.id Residen ini kelak menjadi dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis syaraf, dokter spesialis bedah, dokter spesialis kedokteran jiwa, dokter spesialis mata, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis radiologi, dokter spesialis patologi klinik, dokter spesialis patologi anatomi, dokter spesialis neurologi, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis bedah, dokter spesialis anak, dan sebagainya.
Menjadi penerjemah kedokteran adalah pekerjaan yang menantang. Awalnya, saya grogi dan salah-salah juga. Pernah salah sebut 'atherosclerosis" dengan atheroclitoris" yang jelas beda banget artinya. Saya pun ditertawakan. Malu pasti. Tapi...ya namanya baru belajar.
Ada pengalaman lucu saat menjadi penerjemah bahasa kedokteran. Di depan ruang residen dimana saya berdiri, datanglah seorang 'bule' yang ramah dan mengajak bicara panjang lebar. Penampilannya necis dan terkesan intelek. Saya kira dia adalah dosen tamu untuk para dokter yang sedang menempuh pendidikan dokter spesialis. Baru kemudian saya sadar, saat seorang dokter menjelaskan bahwa 'orang intelek dan necis ' itu adalah pasien sakit jiwa yang mengalami gangguan 'mania' (kalau tidak salah).
Pekerjaan sebagai penerjemah bahasa medis mengantar saya pada penerjemahan banyak buku medis, jurnal kedokteran, laporan hasil analisis kesehatan, laporan kasus, manual alat kesehatan, dan company profile rumah sakit besar dan berkenalan dengan banyak dokter senior. Proyek penerjemahan kedokteran besar saya dapatkan dari RS Siloam Hospitals Group dan RSUP Dr. Sardjito. Berkah dari membaca buku kedokteran adalah kosa kata saya bertambah dan logika bahasa kedokteran saya meningkat. Dari sisi lain, saya mendapat berkah bisa berkonsultasi kesehatan kapan saja dengan dokter spesialis tertentu. Gratis pula. Alhamdulillah.
Juga, berbekal keahlian bahasa Inggris medis saya lolos seleksi dan diterima sebagai anggota senior Himpunan Penerjemah Indonesia atau HPI yang memungkinkan saya bisa diakses oleh calon klien. Di HPI saya masuk dalam daftar penerjemah HPI sebagai penterjemah kedokteran atau penerjemah medis. Himpunan Penerjemah Indonesia atau HPI http://www.hpi.or.id ibarat bursa penerjemah profesional tempat bertemunya calon penjual jasa terjemahan dengan calon pembeli jasa terjemahan.
Mobile 081802770167
Tidak ada komentar:
Posting Komentar