Senin, 31 Agustus 2020

TEKNIK MENERJEMAHKAN JURNAL

 

Jurnal ilmiah memiliki ciri yang khas, diantaranya menggunakan (a) kosa kata tingi; (b) struktur panjang tapi padat
  • Jargon sesuai dengan disiplin ilmu tertentu

 

2.      Kiat Memahami Jurnal Ilmiah (Berbahasa Inggris)

  • Memiliki banyak Perbendaharaan Kata
  • Menguasai Tata Bahasa
  • Memahami Struktur
  • Mengetahui Idiom

 

3.      Analisis Kalimat

  1. Perbendaharaan kata : termasuk menguasai Sinonim, Polisemi, Cognates, Substitusi, Derivatives, dsb.
  2. Tata Bahasa : termasuk menguasai scientifical guessing  (menebak makna secara ilmiah, menggunakan analogi dan asosiasi). Contoh, awalan in berarti tidak. Maka kata inhuman, incorrect, dsb., mengandung arti tidak.
  3. Struktur: termasuk memahami ‘kelengkapan unsur kalimat’ berupa Subyek, Predikat, Obyek, dan Komplemen. Setelah itu perlu ditentukan  Kata Inti (headword) dan  Pengubah (modifier) pada tiap-tiap unsur kalimat tersebut.

Contoh :

Kalimat “The crowd on the street might have been helping a traffic accident victim.”, terbentuk dari ‘kalimat inti’:

Subyek            = Crowd

Predikat           = Help

Obyek             = Victim

  1. Idiom: memahami rangkaian kata yang artinya seringkali ‘tidak bisa’ atau ‘tidak tepat’ bila ditelusuri dari kata-kata asli yang membentuknya. Kadang-kadang konteks kalimat bisa membantu memahami artinya.

Contoh:

“He run out of the room and screamed” =

“Dia berlari keluar kamar dan menjerit.”

“He run out of blood.” =

“Dia kehabisan darah.”

 

 Supriyono, SH, S.Pd., SE, MM, CM 081802770167

Jumat, 21 Agustus 2020

CARA MEMILIH KATA YANG TEPAT

 

SERI POLITIK BERBAHASA

Memberi Bobot Kata Berdasar Diksi 

Selain ditentukan berdasarkan urutan kata dalam kalimat, bobot kata juga ditentukan oleh pemilihan kata (diksi). 

Memilih Kata yang Tepat Makna

Harus diakui bahwa memilih kata yang tepat akan bisa memberi bobot yang benar pada kalimat kita. Sebagai contoh, kita bisa mengatakan ‘hope’ untuk menggambarkan harapan atas sesuatu diluar ikhtiar kita. Misalnya, berharap hujan turun. Selanjutnya kita gunakan ‘expect’ saat kita sudah belajar giat dan berharap mendapat nilai bagus. Nah, kata ‘wish’ kita gunakan untuk menyatakan harapan yang sangat kuat dan tinggi, kadang melampaui kemungkinan. Sebagai contoh, kita mengatakan ‘I wish, I were taller’ padahal kita sudah berhenti tumbuh.

Beberapa kata yang tampak sinonim tapi harus digunakan dengan tepat karena memiliki arti yang berbeda adalah “go/come; take/bring; borrow/lend; to buy/buying; found/establish; collaborate/cooperate; enterprise/company/corporate”. "Go home" digunakan saat seseorang meminta kita pergi dari rumahnya untuk pulang ke rumah kita sendiri. "Come home" digunakan saat ibu kita memanggil kita untuk pulang. "Enterprise" adalah istilah umum untuk perusahaan, besar maupun kecil. "Company" digunakan untuk menyatakan perusahaan dikelola oleh lebih dari satu orang, jadi tidak termasuk perusahaan perseorangan. "Corporation" adalah bentuk perusahaan yang menggurita, biasanya sudah berupa perusahaan publik.

 

Memilih Kata yang Tepat Derajat

Kata-kata tertentu memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding kata-kata lain yang sinonim. Sebagai contoh, kata ‘strength’ adalah kekuatan  yang bila didayagunakan untuk mencapai tujuan tertentu menjadi ‘power’ dan bila digunakan dengan kekerasan disebut ‘force’.

Contoh kata-kata lain yang harus digunakan dengan memperhatikan derajatnya adalah: get/obtain/secure a job; hope/expect/wish; ask/request/claim; strength/power/force; like/love/be crazy about; dan dislike/hate/cannot stand. "Get" adalah kata umum, yang artinya mendapatkan sesuatu, baik tanpa sengaja maupun sebagai akibat dari suatu usaha. "Obtain' artinya mendapatkan melalui perjuangan, sedangkan 'secure" artinya mendapatkan dengan persaingan.

 

Memilih Kata yang Eklektik

Selain harus tepat makna dan sesuai dengan derajatnya, bobot kata juga bisa dikenali dari ‘cantik-tidaknya’ suatu kata. Seperti memasak, kita bisa memilih bahan dan bumbu pilihan. Sebagai contoh, meski kata ‘but’ sama dengan ‘however’, tetapi dalam jurnal ilmiah, kata ‘however’ dianggap lebih berkelas. Dalam ilmu kesehatan, digunakan kata ‘deliver a baby’ dan bukan ‘bear a baby" untuk maksud ‘melahirkan’. Beberapa contoh lainnya adalah “except/save; state/stipulate; friend/company/colleague; dan duration/tenure”. Kata 'state' adalah kata populer yang memiliki arti "menyatakan" secara umum, sedangkan katak "stipulate" adalah kata dalam bahasa hukum.

 

Supriyono, SH, S.Pd., SE, MM, CM 081802770167

CARA MENYUSUN KALIMAT

SERI POLITIK BERBAHASA
Bobot Kata Berdasar Urutan
 
Bobot kata salah satunya ditentukan berdasarkan urutannya dalam suatu kalimat. Semakin berada di depan suatu kata semakin penting kata tersebut. Sebagai contoh, Saya pergi ke Surabaya kemarin, unsur yang diberi bobot paling besar adalah ‘saya’ (bukan orang lain). Berbeda dengan kalimat ‘Ke Surabaya saya pergi kemarin’, bobot terbesar diberikan pada ‘ke Surabaya’ (bukan ke kota lain).
Pemberian bobot kata dimanifestasikan dengan bentuk-bentuk kalimat tertentu, diantaranya sebagai berikut:
Kalimat Pasif = Vaksin COVID 19 sangat dibutuhkan oleh masyarakat (Bandingkan dengan ‘Masyarakat membutuhkan vaksin COVID 19)
Kalimat Inversi = Belum pernah saya lihat anak senakal itu! Bandingkan dengan ‘Saya belum pernah melihat anak senakal itu)
Kalimat Impersonal = (Uanglah yang saya butuhkan (Bandingkan dengan ‘Saya Membutuhkan Uang)
Subjek Semu = Perlu kita kenali masalah dan solusinya (Bandingkan ‘Kita perlu mengenali masalah dan solusinya).
 
 
Supriyono, SH, S.Pd., SE, MM, CM 081802770167

Selasa, 18 Agustus 2020

5 KESALAHAN MENULIS JURNAL INTERNASIONAL

Berikut ini 5 kesalahan saat kita menulis jurnal internasional. Kelima kesalahan ini tidak berhubungan langsung dengan tata bahasa, tanda baca, atau pilihan kata, tetapi sangat krusial karena memengaruhi kualitas akurasi dan presisi naskah.

1.       TIDAK LOGIS

a.       Terimakasih sudah membayar sebelum diminum (harusnya ‘meminumnya’)

b.      Setelah mobil dipanaskan, dia berangkat ke kantor (harusnya ‘memanaskan mobil’)

c.       Setelah ditembak mati, polisi membawa penjahat itu ke rumah sakit untuk diotopsi (harusnya ‘menembak mati’)

d.      Setelah diisi, responden mengembalikannya (harusnya ‘mengisi’)

 

2.      STRUKTUR POLIMORFIS

a.      

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan ….. (harusnya ‘Penelitian ini menggunakan ……’)

b.      Responden penelitian dalam studi ini adalah ….(harusnya ‘responden penelitian ini adalah…..)

c.       Diperlukan evaluasi dan penilaian yang cermat dan teliti (harusnya ‘diperlukan evaluasi yang cermat’)

d.      Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang memuat pertanyaan-pertanyaan terbuka yang jumlahnya 20 (harusnya ‘kuesioner memuat 20 pertanyaan terbuka).

e.       Pelaksanaan pengumpulan data studi dilakukan dengan meminta responden penelitian mengisi kuesioner riset (Boros kata. Harusnya ‘Data penelitian dikumpulkan dengan meminta responden mengisi kuesioner’.

 

3.      STRUKTUR TIDAK LENGKAP

a.       Di Indonesia giat membangun (Kesalahan: Bukan kalimat. Harusnya ‘Indonesia giat membangun’ atau ‘Di Indonesia PEMERINTAH giat membangun’).

b.      Di Tabel 1 menunjukkan hasil penelitian (Kesalahan: Bukan kalimat. Harusnya ‘Tabel 1 menunjukkan hasil penelitian’ atau ‘DARI Tabel 1 peneliti menunjukkan hasil penelitian’).

c.       Responden yang terdiri eksekutif bank swasta di DIY (Kesalahan: Bukan Kalimat. Harusnya ‘Responden terdiri eksekutif bank swasta di DIY).

 

4.      STRUKTUR TIDAK URUT

a.       Penelitian ini respondennya menggunakan mahasiswa semester I (harusnya ‘Responden penelitian ini adalah mahasiswa semester I’).

b.      Penelitian ini tujuannya adalah menemukan hubungan antara ….. (harusnya ‘Tujuan penelitian ini adalah menemukan hubungan antara…’)

c.       Kenang-kenangan peneliti berikan pada para responden (harusnya ‘Penelitian memberikan kenang-kenangan pada responden’).

d.      Ditemukan pengaruh yang signifikan dari A terhadap B ….. (harusnya ‘A berpengaruh signifikan PADA B’).

 

5.      STRUKTUR TIDAK SINKRON

a.       Alat ukur penelitian ini menggunakan ……’(Kesalahan: Tidak sinkron. Alat ukur tidak bisa menggunakan. Harusnya ‘Penelitian ini menggunakan …..’ atau ‘Alat ukur penelitian ini adalah……’).

b.      Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup. (Kesalahan: Tidak sinkron. Mestinya ‘Kuesioner ini menggunakan pertanyaan tertutup’.

 

Supriyono, SH, S.Pd., SE, MM, CM

 081802770167

Jumat, 14 Agustus 2020

TEKNIK MENULIS JURNAL INTERNATIONAL

TEIKNIK MENULIS JURNAL INTERNASIONAL
Hari Jumat, 14 Agustus jam 15.30 kemarin saya memberi brainstorming penulisan jurnal ilmiah untuk para doktor dan kandidat doktor di International Journal Clinic melalui media Zoom Meet. Kepada para peserta saya ingatkan kecenderungan kesalahan logika berbahasa yang ada di alam bawah sadar kita. Logika bahasa adalah hubungan kausalitas antara satu unsur bahasa dengan unsur lainnya. Para peserta terhenyak bahwa ternyata banyak perangkap bahasa yang selama ini tidak mereka sadari. "Waah, selama ini kita kalau nulis ya nulis aja. Ga pakai mikir. Ternyata banyak perangkapnya hahah..", kata seorang peserta. "Pak, bagaimana teknik memilih kata yang baik dan benar? Kok kadang saya menjumpai kata 'employ' dan kadang "utilize" saat mengatakan metode yang kita gunakan?" tanya peserta lain. Masih banyak pertanyaan seru lainnya. 

Ketika saya sodorkan daftar kesalahan selanjutnya mereka mulai menertawakan diri. Poliformisme - yaitu penggunaan kata-kata yang semakna secara bersamaan membuat mereka merasa konyol. Bagaimana mungkiin kita menulis "Pelaksanaan kegiatan penandatanganan dokumen kontrak perjanjian kerjasama dilakukan oleh pihak perusahaan dan pihak karyawan" ketika sebenarnya bisa diringkas menjadi "Kontrak kerjasama ditandatangani oleh perusahaan dan karyawan." Betapa borosnya kata yang digunakan. Berbelit-belit tapi kosong. 

Suasana semakin meriah ketika saya ajarkan teknik menguasai kosa kata dengan mudah dan nyaris tanpa menghafal. Mereka mengaku baru pertama kali belajar teknik asosiasi dan analogi dalam melipatgandakan kosa kata. Mereka senangk sekarang bisa menguasai lima kali lipat kosa kata. Bayangkan, dengan semula hanya mengenal 'beautiful' kemudian mereka mengerti kata-kata serumpun seperti 'beauty', 'beautify', 'beautifully', dan beautician'.  

Tak terasa waktu satu jam sudah habis. Masih penasaran. Dan saya menjanjikan pertemuan di minggu depan lebih seru dan menantang. Tak sabar mereka. See you next week.


Supriyono, SH, S.Pd., SE, MM, CM


Minggu, 26 Juli 2020

CARA MENULIS YANG BAIK DAN BENAR



Bagaimana cara menulis yang baik dan benar? Apakah ada teknik menulis cepat? Pertanyaan yang jawabannya gampang-gampang susah. Gampang karena ada teknik menulis yang efektif, tetapi susah juga karena tidak bisa seperti main sulap hehe...
Saat menulis, kalimat anda sebaiknya urut. Artinya, kalimat harus menyatakan ‘siapa melakukan apa’. Jangan terbalik, kecuali anda memang sengaja ingin menulis kalimat inversi. Keruntutan  struktur ini bukan saja memudahkan penulisan artikel, tetapi juga memperjelas logika bahasa. Kalimat “Terimakasih anda sudah membayar sebelum diminum” bukan kalimat yang bagus. Tidak jelas “siapa melakukan apa.” Agar jelas, anda harus menulis “Terimakasih anda sudah membayar sebelum meminumnya.” Meminum adalah konsekuensi dari sudah membayar. Ada korelasi antara “kita membayar” dan “kita meminum”. Bukan “kita membayar” dan “kita diminum.” Semoga tidak sulit dimengerti.
Menulis yang baik dan benar butuh latihan  dan kecermatan. Kita tidak boleh  mengabaikan logika bahasa. Janganlah kita berkata: “Ah yang penting kan bisa dimengerti!” Memang, meski salah, struktur kalimat tertentu tetap bisa mudah dipahami. Tetapi struktur kalimat yang baik akan membuat maksud kalimat menjadi lebih mudah dipahami dan tidak terjadi miskomunikasi.
Dalam kalimat “Setelah makan pagi, mobil dipanaskan.” Sekilas kalimat ini baik-baik saja. Tetapi orang yang pandai menulis efektif akan merasa janggal. Kalimat yang logis mestinya tertulis “Setelah makan pagi, dia memanaskan mobil.” Saya sarapan dulu baru memanaskan mobil. Bukan mobilnya sarapan dulu baru dipanaskan. Hehe... terkesan mengada-ada ya? Tidak kok...
Menulis yang efektif juga tidak boleh berlebihan. “Istri Pak Joko dia seorang dokter.” Kalimat ini mestinya ditulis “Istri Pak Joko seorang dokter.” Menulis yang efisien perlu dilatih. Kalimat “Istri Pak Joko profesinya adalah seorang dokter” bisa ditulis menjadi “Profesi istri Pak Joko adalah dokter.”
Nah, sekarang anda sudah tahu cara menulis yang baik. Semoga anda bisa menulis dengan efektif dan efisien agar menghasilkan tulisan yang menarik. Tulisan yang menarik adalah tulisan yang mudah dipahami, tulisan yang berbobot, dan tulisan yang enak dibaca.
Supriyono, SH, S.Pd., SE, MM, CM
Studio Gaya Bahasa

TEKNIK MENERJEMAHKAN JURNAL

  Jurnal ilmiah memiliki ciri yang khas, diantaranya menggunakan (a) k osa kata tingi; (b) struktur panjang tapi padat Jargon sesuai...