Berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan bahasa Inggris sangatlah
mudah bila kita menguasai dua hal pokok, yaitu (1) aspek bahasa, dan (2) aspek
substansi. Secara garis besar, aspek bahasa meliputi (a) struktur dan bangunan
kalimat, (b) diksi atau pengertian kata. Perbedaan struktur bahasa ibu (Indonesia) dan bahasa asing (Inggris) akan
menyulitkan dalam mengurai kalimat.
Karena kalimat dalam bahasa Inggris mengakui strukur
Menerangkan-Diterangkan (MD), sedangkan bahasa Indonesia hampir konsisten
menggunakan strukur Diterangkan-Menerangkan (DM), kita sering kesulitan dalam
mengurutkan kata yang hendak diterjemahkan. Apakah kita akan membaca
(menerjemahkan) dari depan, dari tengah, atau dari belakang?
Agar kita bisa mudah membaca atau menerjemahkan, perhatikan catatan
berikut ini:
- Bayangkan bahwa struktur bahasa Inggris adalah URUT (sama seperti bahasa Indonesia), yaitu dibaca dari depan ke belakang;
- Anda baru berpikir struktur TERBALIK (inversI) ketika menjumpai KATA MAJEMUK, yaitu dua kata atau lebih yang mewakili satu hal atau benda saja. Sebagai contoh, meski terdiri dari dua kata ‘meja kayu’ adalah sebuah benda saja, bukan seonggok kayu dan sebentuk meja. Maka, strukturnya dibalik: ‘wooden table’;
- KATA MAJEMUK pun akan tertulis URUT dan tidak dibalik, bila memiliki ciri-ciri yang berikut ini:
·
Menerangkan Nama dan / atau
Jabatan. Contoh: Former Prime Minister Abdullah Badawi (dibaca urut, Mantan
Perdana Menteri Abdullah Badawi);
·
Menerangkan urutan. Contoh:
Book 1, Page 2, World War II , Room 301
·
Menerangkan jenis. Contoh:
Vitamin C, Type B, Group D
·
Menggunakan kata depan
(preposisi). Contoh: Woman in red; University of Gadjah Mada (bila tidak
menggunakan kata depan ‘of’ akan tertulis Gadjah Mada University.
Selain itu, langkah kedua yang perlu anda kenali adalah ‘bentuk
waktu’ atau lebih dikenal dengan tenses. Perhatikan ilustrasi berikut ini:
·
My grandmother was very
beautiful.
·
I have always been in contact
with him.
Meski kata ‘WAS’ punya arti yang sama dengan ‘IS’ atau ‘AM’, yang
bisa berarti ‘ADALAH’ tapi punya makna
yang berbeda. Percayakah Anda bila dipahami begini: ‘Nenek saya sangat
cantik’. Apa iya, nenek masih cantik.
Mestinya dipahami begini: “Nenek saya dulunya cantik.”.
Demikian pula dengan kalimat kedua. Sebagian dari kita sering
terpaku pada pengertian kaku dari kata ‘HAVE’ dan ‘BEEN’ dan memahaminya sebaai
‘TELAH BERADA’. Kalimat tersebut lebih tepat dipahami menjadi: “Saya selama ini
(dari dulu / hingga kini) selalu berhubungan dengan dia.
Supriyono, SH, S.Pd., SE, MM, CM
Email: pintarbahawa@yahoo.com
081802770167
Tidak ada komentar:
Posting Komentar